Breaking News

Senin, 26 Mei 2014

Jokowi Dari Jakarta Baru Ke Jakarta Bau

“Kasihan Jokowi. Kalian jangan lagi menelanjanginya habis – habisan. Dia hanya menjalankan perintah orang. Jokowi di bawah tekanan,” begitu kata seorang teman yang berprofesi dokter ahli jiwa dan psikater menanggapi maraknya kecaman publik terhadap Joko Widodo atau yang biasa disapa dengan Jokowi.
Selama satu bulan penuh, alumnus fakultas kedokteran di salah satu universitas Munich, Jerman itu mengamati perilaku Jokowi terutama tentang usahanya mengejar penetapan dirinya sebagai calon presiden dari PDIP.

Sulit dibantah selama hampir dua tahun terakhir, terhitung sejak dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta 15 Oktober 2012, Jokowi selalu memprioritaskan perhatian, pikiran, tugas dan seluruh aktifitasnya dalam rangka peningkatan popularitas, elektabilitas dan untuk mendapat persetujuan rencana pencapresannya dari PDIP, dalam hal ini Megawati Soekarnoputri. Bahkan, program – program Pemda DKI Jakarta terutama bersumber dari APBD tidak terlepas dari rangkaian dukungan keberhasilan Jokowi meraih target popularitas, elektabilitas dan penetapan pencapresan Jokowi. Sebut saja aneka program seperti Festival Keraton Sedunia, Acara Miss World 2013, Jakarta Tourisme Expo (JTE), Enjoy Jakarta, JIFEST dan lain – lain.

Terlihat sangat jelas Jokowi memanfaatkan, kalau tidak disebut menunggangi program – program dan anggaran Pemda DKI Jakarta dan menghabiskan waktunya yang sangat berharga untuk kepentingan pribadi dan politik, yakni mengkampanyekan dirinya sendiri dan PDIP ke berbagai daerah di Indonesia.
Data BKD DKI Jakarta menyebutkan Gubernur Jokowi mengambil jatah 9 cuti saat menjadi juru kampanye dalam pemilihan kepala daerah di sejumlah daerah. Ketika Jokowi berhalangan hadir atau cuti, tugas gubernur dilakukan oleh pelaksana harian, yakni wakil gubenur. Apabila gubernur dan wakil gubernur tidak berada di tempat, maka sekretaris daerah menggantikan posisi kepala daerah.

Jokowi sudah berkali – kali cuti untuk mengikuti pilkada di Jawa Barat, Sumatera Utara, Bali, Jawa Tengah, Lampung, Papua dan Jawa Timur. Setiap kali mengikuti kampanye ke daerah, Jokowi tidak hanya mengunjungi satu – dua tempat, melainkan beberapa tempat (kota /kabupaten) sekaligus yang menghabiskan waktu berhari – hari. Sangat jelas maksud dan tujuan Jokowi ikut dan jadi juru kampanye sejumlah pilkada tersebut, yaitu untuk mendongkrak popularitas dirinya sendiri.

Sekarang Jokowi kembali mengajukan izin cuti panjang untuk mengikuti kampaanye pemilihan presiden mulai bullan Juni 2014. Kapan Jokowi benar – benar menjalankan kewajibannya sebagai Gubernur Jakarta? Berapa kerugian rakyat Jakarta dan negara akibat Jokowi tidak sebagai gubernur hasil pilkada berbiaya ratusan miliar pada tahun 2012 kemarin ? Berapa kerugian rakyat Jakarta akibat Jokowi tidak mampu melaksanakan program pembangunan, menyerap APBD, mewujudkan janjinya, memperburuk kinerja pemerintah, birokrasi dan pelayanan warga Jakarta ?

Jokowi yang adalah kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) juga pernah membantu calon Wali Kota Tangerang, Deddy Gumelar atau Miing.
Pertanyaan besar mengemuka dari warga Jakarta, antara lain :
  1. Siapa yang diuntungkan dengan posisi atau jabatan Jokowi sebagai Gubernur Jakarta ?
  2. Siapa yang dirugikan dengan kelalaian Jokowi mengemban tugas dan tanggung jawab sebagai Gubernur Jakarta ?
  3. Siapa yang bertanggungjawab terhadap rendahnya kinerja pemerintah DKI Jakarta ? Pertumbuhan ekonomi Jakarta anjlok dari 6.55% (2012) menjadi 6.11% (2013), rakyat miskin bertambah 3.77% dan seterusnya.
  4. Anggaran perjalanan dinas Jokowi ke berbagai daerah untuk kepentingan kampanye Pilkada PDIP dan diri Jokowi sendiri ; transportasi, akomodasi, konsumsi dan uang saku ?
    Tahu
  5. Siapa yang bersalah dan harus bertanggung jawab terhadap tidak terealisasinya hampir semua program dan janji – jani Jokowi Ahok selama kampanye Pilkada DKI Jakarta 2012 lalu ?
  6. Siapa yang harus disalahkan terkait meningkatnya KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) sebesar 800% selama 1.5 tahun periode kepemimpinan Jokowi Ahok ? Termasuk korupsi diduga melibatkan Jokowi sendiri seperti pada korupsi KJS, KJP, Sumur Resapan, serta terakhir korupsi pengadaan Bus Trans Jakarta sebesar Rp. 1.5 Triliun yang melibatkan teman karib dan ketua timses Jokowi, Michael Bimo Putranto sebagai pelaku dan bakal menyeret Jokowi sebagai tersangka.
  7. Dan seterusnya …
Slogan Jakarta Baru berubah menjadi Jakarta Bau !
Perilaku Jokowi mengejar habis – habisan jabatan presiden di awal masa baktinya selaku gubernur dapat dikategorikan sebagai sikap : tidak tahu bersyukur /kufur nikmat, tidak tahu diuntung, tidak amanah dan khianat, serakah, tamak, rakus, ajimumpung, egois, pendusta atau pembohong, ambisius, gila kuasa, maruk, korup dan sejenisnya.

Namun meski demikian, merujuk pendapat dokter ahli jiwa dan psikater tadi, sebagai manusia, Jokowi seharusnya tidak dipersalahkan 100% atas kesalahan yang dilakukannya.
Rakyat memang berhak marah, kecewa, kesal bahkan jijik dan antipati terhadap perilaku Jokowi yang buruk, mengabaikan tugas dan tanggung jawab dan menghalalkan segala cara dalam mengejar target pribadi pencapresannya hingga ke tahap akhir nanti, terpilih sebagai presiden dalam pilpres 2014
Dari pengamatannya selama satu bulan penuh, dia berhasil menarik beberapa kesimpulan terkait perilaku Jokowi, sebagai berikut :

Jokowi memiliki energi luar biasa besar dalam menjalankan aktifitasnya, terutama yang berkaitan dengan tercapainya terget pencapresan dirinya oleh PDIP atau Megawati. Sinyal penolakan Megawati terhadap rencana pencapresan Jokowi beberapa bulan lalu, direspon Jokowi dengan meningkatkan intensitas dan frekwensi pertemuannya dengan Megawati. Jokowi pernah nekad menyusul Megawati ke Blitar, Jawa Timur agar dapat menemani Megawati dan keluarganya yang berziarah (nyekar) di makam Bung Karno. Meski pun untuk kepergiannya itu, Jokowi terpaksa bolos dan meninggalkan tanggung jawabnya selaku Gubernur Jakarta.

Jokowi memiliki satu tujuan dalam hidupnya selama dua tahun terakhir ini. Tujuan itu begitu memotifasi diri Jokowi sehingga menghasilkan energi luar biasa untuk menopang seluruh aktifitasnya. Tujuan tunggal dalam kehidupan Jokowi selama 2 tahun belakangan ini dapat didefinisikan secara jelas, yakni : menjadi presiden Indonesia.

Jokowi mampu mengabaikan seluruh tantangan, hambatan, ancaman, persoalan – persoalan yang menerpa dirinya selama ia mengejar pencapaian target tadi. Jokowi tidak pernah terlihat atau diberitakan mengalami stress berat akibat tekanan publik yang begitu besar mencerca, mengkritik bahkan mencaci makinya. Semuanya dengan mudah diabaikan Jokowi.

Jokowi pernah dikabarkan mengalami stress, yaitu ketika hasil perhitungan cepat pemilu diumumkan dan dirinya mendapat serangan hebat dari internal PDIP, terutama oleh Puan Maharani.
Puan memang satu – satunya pengurus PDIP yang ditakuti oleh Jokowi, di samping Megawati Ketua Umum PDIP. Ketakutan Jokowi terhadap Puan dikarenakan karakter Puan yang keras, tegas, blak – blakan dan punya kewenangan eksekusi terhadap seluruh kader PDIP bilamana dianggap melakukan kesalahan yang harus diberi sanksi partai.

Energi, konsistensi dan konsentrasi Jokowi yang sangat tinggi terhadap satu tujuan besar, yakni menjadi presiden Indonesia tanpa memikirkan persoalan, tugas dan tanggung jawab lain termasuk selaku Gubernur DKI Jakarta, secara ilmiah dapat dijelaskan melalui pendekatan teori motivasi.
Melihat Jokowi yang tidak peduli terhadap reaksi negatip rakyat terhadapnya dan energinya yang luar biasa dalam mengejar ambisi jadi presiden RI, dapat dsimpulkan Jokowi melakukannya dengan salah satu atau kombinasi motif sebagai berikut : perasaan cinta, dendam, keyakinan terhadap nilai – nilai (agama dsj) atau rasa takut luar biasa.

Hanya keempat motif itulah yang dapat mendorong manusia normal melakukan semua perilaku dan tindakan seperti Jokowi itu.
Jokowi bukan sedang kasmaran berat, bukan pula sedang menyimpan dendam kesumat terhadap seseorang atau bangsa ini. Apakah mungkin Jokowi sedang menunaikan misi suci ? Namun yang paling logis, Jokowi sedang sangat ketakutan, tersandera oleh sesuatu perbuatan masa lalu yang terekam dan siap ditayangkan bilamana Jokowi tidak melaksanakan perintah Sang Tuan ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By