Breaking News

Senin, 26 Mei 2014

Fakta Hasil Investigasi Terhadap Jati Diri Jokowi

image
Keberangkatan tim investigasi dalam rangka mencari jati diri Joko Widodo yang sebenarnya sengaja dirahasiakan demi alasan keamanan anggota tim dan mencegah antisipasi dari pihak – pihak yang berada di balik rekayasa pembentukan citra palsu tentang Joko Widodo atau Jokowi.

Rekayasa pembentukan citra palsu terkait Jokowi sudah dilakukan secara intensif sejak Jokowi menjabat walikota Solo tahun 2005 lalu. Jokowi mendapat kompensasi besar dari pihak tertentu atas ‘bantuannya’ terhadap operasi pemberantasan ‘terorisme’ di Solo yang dilancarkan secara rahasia oleh intelejen AS dan oknum intelijen Indonesia.

Solo atau Surakarta dijadikan sebagai pusat medan perang pemberantasan terorisme oleh pihak intelijen AS semata – mata hanya berdasarkan kesaksian Hambali, tokoh terorisme yang ditahan AS di Guantanamo, saat dalam tekanan penyiksaan brutal pihak AS, menyebut Pesantren Ngruki di bawah pimpinan Ustad Abu Bakar Baasyir sebagai pusat terorisme Indonesia. Jokowi sebagai walikota Solo berperan membantu misi intelijen AS tersebut.

Pada tahun 2008, Jenderal Luhut Panjaitan sepakat ‘bermitra usaha’ dengan Jokowi melalui patungan pendirian PT Rakabu Sejahtera. Luhut selaku pemegang saham minoritas menyetor modal Rp. 15.5 miliar dan Gibran Rakabuming (anak tertua Jokowi, berusia 20 tahun pada 2008 lalu) menyetor Rp. 16.2 miliar. Luhut masuk sebagai pemegang saham di perusahaan milik Jokowi itu melalui PT. Toba Sejahtera, Induk grup usaha milik Luhut. Apa hidden agenda Luhut Panjaitan mendekati Jokowi sejak 6 tahun lalu itu ? Nanti kami sampaikan temuan – temuan tim investigasi.

Begitu tiba di bandara Adi Soemarno Solo, tim langsung memesan taksi menuju Bantaran Kali Pepe, Munggung, Manahan Solo yang selalu disebut – sebut dalam daftar riwayat hidup Joko Widodo sebagai rumah pertama keluarga Joko Widodo yang jadi korban penggusuran.

Perjalanan dari Bandara Adi Soemarno ke Bantaran Kali Pepe, Munggung Manahan Solo sekitar 38 menit. Setiba di di Bantaran Kali Pepe, tim langsung bertanya – tanya kepada warga setempat mengenai lokasi rumah pertama Joko Widodo yang selalu dicantumkan di riwayat hidup Joko Widodo menjadi korban penggusuran pertama oleh Pemda Surakarta. Dari belasan warga Bantaran Kali Pepe, tidak seorang pun warga yang mengetahui lokasi rumah pertama orang tua Joko Widodo. Bahkan semua warga di sana tidak yakin keluarga Joko Widodo pernah bertempat di Bantaran Kali Pepe, Manahan, Banjarsari, Surakarta.
Setelah hampir 1 jam bertanya – tanya, akhirnya tim investigasi disarankan menjumpai seorang warga Bantaran Kali Pepe yang merupakan teman kecil Iriana, istri Joko Widodo.

Yuli Susanto, itulah nama warga Bantaran Kali Pepe yang merupakan teman masa kecil Iriana. Rumahnya tidak jauh, sekitar 200 meter dari mulut gang jalan masuk menuju bantaran kali. Sampai rumah dimaksud, tim disambut hangat oleh Pak Yuli dan istrinya. Anak – anak mereka sedang berada di luar, mengikuti ibadah kebaktian Minggu.

Setelah memperkenalkan diri, tim langsung menanyakan kebenaran informasi rumah pertama orang tua Jokowi yang disebutkan beralamat di Bantaran Kali Pepe. Yuli Susanto, pria berusia hampir 50 tahun itu mengatakan tidak benar orang tua Joko Widodo pernah tinggal di sekitar Bantaran Kali Pepe. Yuli mengenal Joko Widodo selama puluhan tahun, sejak Jokowi bersekolah dasar di SD 111 Tirtoyoso, Manahan, Solo.
Berdasarkan keterangan Yuli Susanto, orang tua Joko Widodo bertempat tinggal di Jalan Ahmad Yani persis di depan Pool Bus Damri. Tetapi rumah itu sekarang tidak lagi ditempati oleh keluarga Joko Widodo. Yuli menambahkan, semasa kecil Joko Widodo selalu main di rumah paklek (adik bapaknya) yang bernama Miyono, seorang pengusaha mebel yang rumahnya juga berada persis di pinggir jalan Ahmad Yani. Miyono menjalankan perusahaan mebelnya bernama CV Roda Jati.

Mengenai siapa kedua orang tua Jokowi, Yuli Susanto mengaku tidak mengetahui persis. Tetapi dia mengaku kenal baik dengan keluarga istri Jokowi, karena Iriana atau Ana adalah teman sebaya dan sepermainan. Ayah kandung Iriana adalah seorang guru SMA. Iriana atau Ana memiliki 4 orang saudara, masing – masing bernama : Anik, Anto, Andi dan Anjas.

Mengenai kehidupan Joko Widodo semasa kecil, Yuli Susanto mengatakan Jokowi adalah anak orang berada karena ayah dan pakleknya adalah pengusaha mebel terkemuka di daerah itu. Masa kecil Jokowi, memang jarang terlihat di sekitar rumahnya, dia lebih suka bermain di sekitar rumah pakleknya karena dia kurang suka dengan teman – teman sebaya tetangganya yang selalu memanggilnya “Joko Klemer”.
image
Ejekan “Joko Klemer” diberikan teman – temannya karena penampilan Jokowi yang kayak perempuan atau kebanci – bancian. Perilaku agak menyimpang dari Jokowi ini dapat dimaklumi karena semua adik Jokowi adalah perempuan. Masing – masing bernama Iit Sriyanti, Hidayati dan Titik Ritawati. Ketiga adik perempuannya ini menjadi teman seharian Jokowi semasa kecil hingga remaja di Tirtoyoso, Manahan, Banjarsari, Surakarta.

Karena ejekan “Joko Klemer” dari teman sebaya dan tetangganya itu, Jokowi atau Mas Joko enggan bergaul di lingkungan tempat tinggalnya RT 03/14 dan lebih sering bermain di rumah pakleknya Miyono di Jalan Ahmad Yani persis simpang jalan MT Haryono, Surakarta (Solo).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By