Jokowi Telah Mengkhianati
Kepercayaan Masyarakat. Tolak Jokowi Nyapres!
Kepergian Gubernur Jokowi ke Blitar
dan Malang, Jawa Timur pada Rabu (12/03) tidak diketahui oleh wakilnya
Ahok. Sepulangnya Jokowi ke Jakarta, Ahok langsung menanyakan kegiatan Jokowi
dan mengapa dirinya tidak diberi tahu.
“Saya baru tadi ketemu sebentar.
Saya bilang, eh, Pak, pada heboh loh Bapak ke Blitar. Mana bisa disembunyiin
sih?” kata Ahok, Kamis (13/03).
Ahok mengatakan, tadinya Jokowi
berpikir masih ada waktu untuk menemuinya sebelum berangkat ke Jawa Timur
tetapi batal karena terburu – buru.
“Beliau bilang buru-buru. Saya cuma
kasih tahu ajudan kalau buru-buru, begitu katanya,” kata Ahok.
Meskipun Ahok menyatakan tidak ada
masalah dengan bolosnya Jokowi di hari kerja tersebut, tetapi perbuatan Jokowi
itu tetap saja tidak beretika. Apalagi bolosnya Jokowi itu untuk kepentingan
partainya. Jokowi pergi tanpa memberitahu Ahok itu jelas sangat ganjal seperti
ada yang disembunyikannya.
Perbuatan Jokowi itu tentu tidak
bisa diterima begitu saja. Disatu sisi, Jokowi memberikan contoh buruk kepada
para pegawainya untuk tidak menaati aturan dan disiplin kerja. Dirinya juga
tidak memberi tahukan perihal keberangkatannya kepada Ahok. Tidak ada
koordinasi, Jokowi dengan terang – terangan melalaikan tanggung jawabnya.
Di sisi lain, Jokowi lebih
mengutamakan kepentingan partai ketimbang kepentingan warga DKI. Dirinya juga
kembali mengingkari janjinya bahwa kegiatan partai hanya akan dilakukannya di
akhir pekan selama bulan Maret. Jokowi adalah sosok pemimpin yang paling tidak
konsisten karena selalu mengingkari janji - jani dan perkataannya sendiri.
Ada apa sebenarnya dengan Jokowi?
Kenapa harus sembunyi – sembunyi jika apa yang dilakukannya tidak melanggar
aturan? Kenapa tidak berkoordinasi dengan Ahok dan meninggalkan pekerjaannya
begitu saja? Begitu “ngebetnya” kah Jokowi ingin menjadi Presiden sehingga
melalaikan tanggung jawabnya?
Jokowi jelas – jelas telah melukai
perasaan masyarakat, mengkhianati kepercayaan yang telah diberikan, menjadikan
politik sebagai jenjang karir bukannya pengabdian, bekerja atas kepentingan
pribadi bukan masyarakat. Jokowi tidak ada bedanya dengan sebagian besar
politikus yang haus dengan kekuasaan.
Sumur : kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar