Breaking News

Senin, 14 Juli 2014

Kubu Jokowi Mulai Goreng-goreng, Tak Mau Akui Kekalahan di Bangkalan dan Sampang! Isunya Sih Ingin Raih 30% Suara Madura


Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) pasangan Jokowi-JK, dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Marwan Jafar mendesak kepada Kapolri untuk segera mengusut kasus premanisme dan fandalisme dalam proses pemilihan presiden yang terjadi khususnya di Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sampang.

Menurut Marwan, kecurangan Pemilu Presiden khususnya di Bangkalan, Sampang dan Madura secara keseluruhan tidak bisa ditoleransi lagi. Kecurangan yang terjadi sudah menunjukkan cara-cara yang tidak beradab yang dilakukan secara masif, terstruktur dan sistematis.

"Apalagi kecurangan pemilu tersebut disertai dengan adanya intimidasi dan penghilangan nyawa terhadap para saksi, Bawaslu dan KPU setempat,  khususnya di Kabupaten Bangkalan dan Sampang. Sehingga persoalan ini tidak bisa dianggap remeh dan harus dibawa ke pengadilan," ujar Marwan dalam rilisnya yang diterima wartawan, Senin (14/7/2014).

Marwan menambahkan, sudah ada banyak laporan baik berupa foto, maupun kesaksian yang menjelaskan bagaimana proses kecurangan itu terjadi.Marwan mendesak kepada Mabes Polri, Polda Jawa Timur dan Polres seluruh Madura, khususnya polres Bangkalan dan Sampang untuk bersikap tegas, lugas dan mengusut kecurangan pemilu yang tidak beradab.

"Satu orang bisa membawa surat suara sekitar 5- 10 surat suara untuk capres tertentu. Dan beberapa kertas suara banyak yang dicoblosi sendiri terutama bagi

yang tidak hadir di TPS," ujar Marwan.

Dengan adanya kecurangan yang terjadi, Marwan juga mendesak kepada Bawaslu Pusat, Bawaslu Provinsi dan Bawaslu seluruh Madura, khususnya Kabupaten Bangkalan dan Sampang untuk bersikap tegas mengusut tuntas kasus tersebut dan bersikap independent dan netral.
"Bawaslu jangan mau diintimasi dan jangan mau ditekan," tegas Marwan.

Selama ini, menurut Marwan, berdasarkan keterangan dan informasi yang didapatkan, pihak kepolisian, Bawaslu, dan warga setempat tidak bisa berkutik karena proses kecurangan yang dilakukan dibarengi dengan intimidasi penghilangan nyawa. “Ini sungguh Pilpres yang tidak beradab dan bermoral,” kata Marwan.

Selain di dua Kabupaten tersebut, Bapilu PKB juga menemukan kecurangan serupa di Kabupaten Pasuruan, Situbondo, dan Bondowoso. Oleh karena itu, Marwan mendesak kepada semua elemen termasuk KPU untuk bersikap independent, netral, profesional dan jangan mau ditekan.

"Polisi saja tidak berani ngusut, oleh karena itu Mabes Polri dan Kapolda Jawa Timur harus turun tangan untuk meyelesaikan persoalan tersebut, dan diusut sampai ke pengadilan," tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By