JAKARTA (voa-islam.com) – Aktivis Front Pembela Islam (FPI) Munarman menyebut 'Kubu
Merah' banyak menerapkan cara-cara Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam
mencapai tujuannya. Kaum komunis selalu menciptakan dan memanfaatkan kekacauan
informasi guna meraih kekuasaan. Demikian pemaparan ilmiah disertai data-data
akurat dalam acara Diskusi Voa-Islam.com Bersama Media "
Mengantisipasi Skenario Chaos 'Kubu Merah' bersama narasumber Munarman
SH dan Faizal Assegaf.
Munarman sebagai pembicara
mengungkapkan modus lama yang kerap dilakukan 'kubu merah' ini, mereka kerap
menimbulkan kekacauan Informasi (disinformasi) seperti cara-cara PKI, yang
implikasinya adalah makin mendorong dua kubu yang berkompetisi akan berpegang
kepada informasi yang menguntungkan mereka atau misleading.
"Mereka sengaja untuk melakukan
disinformasi, dalam bahasa kriminal itu manipulasi. Sengaja menyesatkan
informasi, ada upaya kesengajaan atau misleading, supaya orang diarahkan
kepada informasi yang mereka inginkan. Dalam perspektif intelejen disebut cipta
kondisi sebenarnya" tambah Munarman.
Sejarah mencatat, 'kubu merah'
adalah kelompok yang selalu menunggangi situasi, "Kubu merah ini juga,
kelompok yang selalu menunggangi dan memanfaatkan situasi untuk keuntungan
kelompoknya sendiri, kita masih ingat misalnya pada tahun 1948 ketika Indonesia
tengah mengahadapi agresi Belanda, tiba-tiba ada 'kelompok merah' mengambil
alih Madiun. Peristiwa Madiun ini korbannya luar biasa banyak dari umat Islam
dan beberapa bahkan dari ormas pemuda Islam sebagai garda depan umat Islam."
kita masih ingat misalnya pada tahun 1948 ketika Indonesia tengah
mengahadapi agresi Belanda, tiba-tiba ada 'kelompok merah' mengambil alih
Madiun. Peristiwa Madiun ini korbannya luar
biasa banyak dari umat Islam
Kubu Merah Suka Memanfaatkan Situasi
Seperti Cara PKI?
Itulah yang saya maksud kelompok
merah, kelompok yang selalu memanfaatkan situasi, begitu juga tahun 1965,
kelompok ini mengambil manfaat dari situasi kekacauan informasi saat itu,
dengan isu dewan jenderal, isu sakitnya Soekarno yang permanen, dan G30S/PKI.
Dan kelompok inilah yang melalukan pergerakan.
"Dulu, PKI berusaha merongrong pemerintahan Soekarno-Hatta. Pada 1948, mereka sengaja menciptakan kekacauan informasi yang berujung pada kerjadian Peristiwa Madiun. Saat itu mereka menyebarkan informasi palsu yang memojokkan Hatta," ujar juru bicara FPI itu, di Jakarta, Minggu (13/7/2014).
Menurut dia, PKI kembali memainkan skenario menciptakan kekacauan melalui penyebaran informasi sesat dan menyesatkan pada 1965. Dengan menebarkan isu sakit permanennya Soekarno, PKI telah membuat rakyat Indonesia resah. PKI juga berusaha merebut simpati rakyat dengan mengembuskan isu Dewan Jenderal yang mau mengkudeta presiden.
"Cara-cara seperti itu kini diulangi lagi. Ada orang yang dengan gegabah mengatakan, kalau pengumuman KPU ternyata berbeda dengan hasil quick count lembaga surveinya, maka KPU pasti salah. Informasi ini bukan saja sesat dan menyesatkan, tapi sekaligus memprovokasi pendukung capres tertentu. Ini cara-cara PKI," tandas mantan Ketua YLBHI itu.
Namun, Munarman buru-buru menjelaskan, 'Kubu Merah' yang dimaksudkannya itu tidak merujuk pada kelompok tertentu. Melainkan lebih merujuk pada perilaku kelompok tertentu. Dalam konteks pilpres kali ini, 'Kubu Merah' bisa berarti kepada kelompok dan pendukung pasangan mana saja. Sepanjang capres dan pendukungnya menempuh upaya-upaya seperti PKI, maka dengan sendirinya kelompok tersebut bisa disebut sebagai 'Kubu Merah'.
Masih dalam konteks Pilpres 2014, Panglima Laskar Pembela Islam (LPI) ini mencontohkan penyebaran informasi sesat juga terjadi beberapa hari menjelang pencoblosan, 9 Juli. Pada 7 Juli, disebarkan isu melalui BBM dan media sosial, bahwa FPI akan menyerang MetroTV. Ini adalah bagian dari rangkaian rencana mereka mendiskreditkan FPI.
Munarman menambahkan, penyebaran informasi sesat dan menyesatkan hal itu adalah bagian dari rencana busuk 'Kubu Merah' yang ingin mendiskreditkan FPI dan umat Islam. Dia mengaku sudah mengecek teman-temannya di MetroTV. Hasilnya, stasiun televisi pendukung pasangan Jokowi-JK milik Surya Paloh itu ternyata sudah melakukan serangkaian persiapan untuk menyambut 'penyerbuan' itu.
"Saya punya teman-teman di MetroTV. Mereka bilang, sudah dua malam berjaga-jaga untuk menyambut FPI. Selain itu, mereka sudah menyiapkan kamera TV dari berbagai sudut. Jadi, kalau FPI benar-benar datang, maka akan langsung 'dimakan' kamera. Gambar-gambar inilah yang akan dimainkan sedemikian rupa dan ditayangkan berulang-ulang sebagai berita. Betapa licik dan jahatnya 'Kubu Merah' ini," papar Munarman.
"Dulu, PKI berusaha merongrong pemerintahan Soekarno-Hatta. Pada 1948, mereka sengaja menciptakan kekacauan informasi yang berujung pada kerjadian Peristiwa Madiun. Saat itu mereka menyebarkan informasi palsu yang memojokkan Hatta," ujar juru bicara FPI itu, di Jakarta, Minggu (13/7/2014).
Menurut dia, PKI kembali memainkan skenario menciptakan kekacauan melalui penyebaran informasi sesat dan menyesatkan pada 1965. Dengan menebarkan isu sakit permanennya Soekarno, PKI telah membuat rakyat Indonesia resah. PKI juga berusaha merebut simpati rakyat dengan mengembuskan isu Dewan Jenderal yang mau mengkudeta presiden.
"Cara-cara seperti itu kini diulangi lagi. Ada orang yang dengan gegabah mengatakan, kalau pengumuman KPU ternyata berbeda dengan hasil quick count lembaga surveinya, maka KPU pasti salah. Informasi ini bukan saja sesat dan menyesatkan, tapi sekaligus memprovokasi pendukung capres tertentu. Ini cara-cara PKI," tandas mantan Ketua YLBHI itu.
Namun, Munarman buru-buru menjelaskan, 'Kubu Merah' yang dimaksudkannya itu tidak merujuk pada kelompok tertentu. Melainkan lebih merujuk pada perilaku kelompok tertentu. Dalam konteks pilpres kali ini, 'Kubu Merah' bisa berarti kepada kelompok dan pendukung pasangan mana saja. Sepanjang capres dan pendukungnya menempuh upaya-upaya seperti PKI, maka dengan sendirinya kelompok tersebut bisa disebut sebagai 'Kubu Merah'.
Masih dalam konteks Pilpres 2014, Panglima Laskar Pembela Islam (LPI) ini mencontohkan penyebaran informasi sesat juga terjadi beberapa hari menjelang pencoblosan, 9 Juli. Pada 7 Juli, disebarkan isu melalui BBM dan media sosial, bahwa FPI akan menyerang MetroTV. Ini adalah bagian dari rangkaian rencana mereka mendiskreditkan FPI.
Munarman menambahkan, penyebaran informasi sesat dan menyesatkan hal itu adalah bagian dari rencana busuk 'Kubu Merah' yang ingin mendiskreditkan FPI dan umat Islam. Dia mengaku sudah mengecek teman-temannya di MetroTV. Hasilnya, stasiun televisi pendukung pasangan Jokowi-JK milik Surya Paloh itu ternyata sudah melakukan serangkaian persiapan untuk menyambut 'penyerbuan' itu.
"Saya punya teman-teman di MetroTV. Mereka bilang, sudah dua malam berjaga-jaga untuk menyambut FPI. Selain itu, mereka sudah menyiapkan kamera TV dari berbagai sudut. Jadi, kalau FPI benar-benar datang, maka akan langsung 'dimakan' kamera. Gambar-gambar inilah yang akan dimainkan sedemikian rupa dan ditayangkan berulang-ulang sebagai berita. Betapa licik dan jahatnya 'Kubu Merah' ini," papar Munarman.
Acara ini sukses digelar Sabtu
(12/7/2014), acara dihadiri Jurnalis Islam Bersatu (JITU)
Hidayatullah.com, Arrahmah.com, Muslimdaily.net dan Islampos.com serta puluhan
media online nasional seperti dari Inilah.com, Liputan6.com, Beritasatu.com,
Merdeka.com, Asatunews.com. [edm/adivammar/voa-islam.com]
Bersambung (3)...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar