Kontroversi hitung cepat atau quick
count SMRC (Saiful Mujani Research and Consulting) kembali menjadi
pembahasan pengguna Twitter. Masyarakat mempertanyakan hilangnya garis Jokowi menyalip
Prabowo pada grafik quick count SMRC.
Pada 9 Juli 2014, quick count serentak dimulai pada pukul 13.00 WIT (pukul 11.00 WIB). Akun Twitter SMRC (@saifulmujani) melaporkan secara berkala hasil quick count.
Pada pukul 13.05 WIB, hasil quick countSMRC melaporkan Prabowo–Hatta 52,94% dan Jokowi–JK 47,06% dari data yang sudah masuk sebesar 13,78% dari 4.000 sampel TPS yang dipakai SMRC. Pada posisi ini, Prabowo masih unggul ketimbang Jokowi.
Pada pukul 13.19 WIB, hasil quick
count SMRC melaporkan Prabowo–Hatta 47,30% dan Jokowi–JK 52,70% dari data
yang masuk sebanyak 17,65% dari 4.000 sampel TPS yang dipakai SMRC. Selang 14
menit dari laporan pukul 13.05 WIB, Jokowi menyalip Prabowo–Hatta dari 47,06%
menjadi 52,70%.
Seharusnya, garis Jokowi mendahului
Prabowo terlihat pada grafik stabilitas suara quick count. Namun
seseorang dengan akun bernama Tras Rustamaji (@rustamaji) melaporkan adanya
kejanggalan pada grafik SMRC.
Dia memantau pergerakan quick count SMRC melalui website Komunigrafik http://www.komunigrafik.com/pilpres2014/stabilitas.php). Website ini memang menampilkan grafik pergerakan quick count SMRC secara resmi dari SMRC.
Menurut Tras Rustamaji, pada pukul 13.09 WIB, grafik SMRC di Komunigrafik masih menampilkan adanya persilangan garis Jokowi dengan Prabowo. Ia memaparkannya di Twitnya pada 9 Juli 2014 pukul 15.25 WIB
Namun pada pukul 14.44 WIB, Tras
Rustamaji melihat grafik persilangan Jokowi terhadap Prabowo menghilang dari
Komunigrafik. Dia memaparkannya di Twitnya pada 9 Juli 2014, pukul 15.28 WIB.
Tras Rustamaji melalui akun
Twitternya menduga, hilangnya data historis persilangan Jokowi terhadap Prabowo
menunjukkan adanya kekacauan data pada SMRC, karena website Komunigrafik terkoneksi
langsung dengan sistem data SMRC. Apabila ada perubahan pola grafik SMRC di
Komunigrafik, diduga Tras Rustamaji telah terjadi utak-atik data statistik pada
sistem database SMRC.
Hilangnya data historis dan garis persilangan Jokowi terhadap Prabowo menjadi perbincangan hangat di Twitter. Akun Twitter pribadi Saiful Mujani (@saiful_mujani), pemilik SMRC hanya berkomentar "Apanya yang perlu diklarifikasi" ketika ditanya oleh akun Twitter lainnya mengenai kejanggalan tersebut.
Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu melalui akun Twitternya (@saididu) pun ikut mengomentari kejanggalan grafik quick count SMRC tersebut. Dia meminta dilakukan audit terhadap lembaga-lembaga survei yang melangsungkan quick count, termasuk SMRC.
Sementara sejumlah perbincangan di Twitter dan Facebook menyebut hilangnya garis persilangan Jokowi terhadap Prabowo menunjukkan adanya utak-atik pada sistem database SMRC, yang terindikasi terkait dengan upaya memanipulasi data dalam rangka memenangkan Jokowi–JK di quick count. Apalagi, SMRC kini memutus koneksi sistem database-nya dengan Komunigrafik karena kejanggalan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar