Breaking News

Rabu, 30 April 2014

Kebohongan-Kebohongan Walikota Solo Joko Widodo Terus Terungkap



Solo yang dikenal oleh masyarakat sebagai kota yang berhasil dibawah kepemimpinan Jokowi sapaan akrab Joko Widodo ternyata bertolak belakang.

Dalam selebaran yang ditemukan oleh Komite Independen (KIPP), Solo ternyata masih jauh tertinggal. Masih banyak warga miskin, tingginya angka korupsi dan masih tidak nyamannya Solo dari sampah. Apakah pantas Jokowi dengan pencitraan positifnya dipilih oleh warga Jakarta?

Berikut komentar pengamat politik, Karel Susetyo saat berbincang dengan Nonstop, kemarin. Kata Karel, apa yang di informasikan dalam selebaran tersebut merupakan negatif campaign dan sah dalam sebuah kompetisi kampanye politik.

"Berbeda ketika isi dari selebaran tersebut tidak berdasar pada bukti-bukti kongkrit. Sehingga, hanya menyampaikan fitnah semata dan masuk dalam ketagori kampanye hitam.

Karel juga menilai seperti yang dilakukan oleh Jokowi terhadap politisiasi Mobil Kiat Esemka yang disebut-sebut oleh Jokowi sebagai mobil nasional, ternyata itu hanya sebuah mobil rakitan yang onderdilnya diambil dari kendaran merk lain. "Kalau soal Esemka jelas Jokowi telah melakukan pembohongan publik," tegasnya.

Temuan selebaran yang menjelek-jelekan Jokowi, Karel melihatnya sebagai fakta yang tak terbantahakan. Jokowi juga dinilai tidak memberikan informasi yang jujur kepada publik Jakarta. Sehingga klaim pengelolaan Kota Solo yang sukses, tidak sepenuhnya benar dan sangat manipulatif. "Pemilih Jakarta harus jadi pemilih cerdas. Info selebran tersebut bisa menjadi petunjuk awal untuk melihat siapa sebenarnya Jokowi. Bahwa Jokowi bukanlah sosok fenomenal seperti diungkapkan dalam media, masih banyak kegagalan-kegagalan yang dia lakukan selama memimpin Solo," tanda Karel.

Fakta lain yaitu soal revitalisasi pasar tradisional yang mengalami kegagalan. Contohnya, Pasar Panggungrejo, Jebres kios-kios banyak terbengkalai karena sepi, pedagang enggan untuk berjualan karena pengahsilan turun drastis dari 400 ribu ke 50 ribu.

Kepercayaan masyarakat kepada Pasangan bernomer urut 3 ini semakin memudar ketika, Cawagub Jokowi, yaitu Basuki T Purnama alias Ahok, yang melecehkan Kitab Suci. Dimana Ahok mengkritik sikap pemeluk agama tertentu yang menjadikan dalil ayat suci yang digunakan sebagai dalil menolak Lady Gaga. Kata Ahok, kitab suci hanya digunakan untuk kepentingan pribadi, sehingga lebih tepat untuk patuh kepada kitab konstitusi. "Kita tidka boleh taat pada ayat suci. Kita taat pada ayat-ayat konstitusi," ujar Ahok.

Ucapan Ahok pun mendapat kritikan baik di dunia maya maupun dari para alim ulama. Seperti sikap keras Front Pembela Islam (FPI) yang menilai Ahok tidak menghargai para ulama dan habib. Sikap protes itu disampaikan oleh Habis Salim Bin Umar Alatas atau yang biasa disapa sebagai Habib Selon. Kata dia, Ahok harus meminta maaf kepada warga Ibukota karena dia telah membandingkan kitab suci dengan kitab konstitusi. "Sebagai umat beragam kita harus mengutamakan kirab suci, karena kitab suci merupakan pedoman hidup," kata Habib Selon saat dihubungi Nonstop, kemarin.

Habib Selon melanjutkan, jika Ahok tidak meminta maaf secara terbuka, pihaknya akan mengimpulkan seluruh ulama, habib, kiai dan tokoh agama untuk memprotes Ahok. "Kita harapkan cagub-cawagub orang yang benar-benar cinta terhadap Allah, Rosul, Habaib dan Ulama," paparnya.

Saat dikonfirmasi ke pihak Ahok, Jubir Timses Jokowi-Ahok, Sjahrial mengungkapkan pihaknya sudah mengadakan pertemuan terkait pernyataan Ahok. "Kita sudah dengar penjelasan Ahok. Hasilnya, komentar Ahok tidak bermaksud mengesampaingkan persoalan agama, hanya salah penafsiran dari masyarakat," kata Sjahrial.

Sekretaris PDI Perjuangan, DKI Jakarta, Pantas Nainggolan mengatakan persoalan komentar Ahok tidak menjadi persolan di internal partai. "Kita tidka menjadikan hal itu sebagai persoalan," kata pantas.

Sementara itu secara terpisah, Tokoh Nahdatul Ulama (NU), Habib Syarif Abdulah menilai orang yang pantas pimpin Jakarta adalah orang yang benar-benar paham Jakarta. Pasangan Jokowi-Ahok dinilai tidak akan bisa memimpin Ibukota Indonesia ini.

"Mau mimpin Jakarta harus tau Jakarta. Jokowi jika ditanya Rawa Belong dimana, pasti jawabannya tidak tau. Mereka tidak bisa menyamakan kota Jakarta dengan Kota Solo atau kota-kota lainnya," ujar Habib Sayrief.

Habib mengatakan apa yang di janjikan Jokowi selama ini menurutnya hanya bohong belaka. "Kalau Jokowi bilang bisa mengatasi masalah pasar. Pasar Klewer masih berantakan, juga pasar lainnya. Beda dengan Jakarta udah banyak pasar modern," jelasnya.DRA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By