JAKARTA
(voa-islam.com) - Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF), Mustofa B.
Nahrawardaya membeberkan sejumlah bukti Koordinator Jokowi- Ahok Social Media
Valunteers (JASMEV), Kartika Djoemadi atau dikenal dengan nama Dee Dee telah
menipu umat Islam dengan berpenampilan seperti seorang Muslimah bahkan mengaku
sebagai Muhammadiyah.
“Awalnya
tanggal 22 Januari 2013 Kartika mengaku sebagai Muhammadiyah. Saya kira dia
Muslimah, karena tahun lalu dia merilis album Ramadhan ini. Dengan berbaju
seperti itu, saya tak perlu lagi tanya agama dia dong. Saya punya kantor CDCC
(Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations), dimana sering kumpul
tokoh beda agama yang mana agama mereka jelas, pakaiannya jelas dan tidak ada
tipu menipu identitas,” ungkap Mustofa B. Nahrawardaya, kepada voa-islam.com,
Senin (28/1/2013). Mustofa melanjutkan, terbongkarnya identitas Kartika
Djoemadi yang beragama Katolik itu melalui pengakuannya sendiri ketika ia
diajak untuk shalat Maghrib. “Tapi tidak disadari oleh Kartika, pada sebuah
twit dengan saya, dia mengaku Katolik. Dia mengaku Katolik, ketika saya dengan
sengaja mengajak dia untuk shalat Maghrib dulu, karena adzan Maghrib sudah
terdengar. Maksud saya, ketika adzan sudah didengar, mari kita hentikan semua
aktifitas, termasuk ngetwit,” jelas pengurus Majelis Pustaka dan Informasi PP
Muhammadiyah ini. Saat itu Mustofa pun menyarankan Kartika agar meminta maaf
karena selama ini telah menipu identitas agama. Namun saran Mustofa itu justru
dituding sebagai SARA, hingga Kartika mengusulkan kepada Ketua Umum PP
Muhammadiyah, Dien Syamsudin untuk memecat Mustofa. “Anehnya, ketika saya
menyarankan dia minta maaf karena menipu identitas agama, dia menuduh saya
SARA. Kemudian, karena dia nuduh saya SARA, maka dia mention ke Ketua Umum PP
Muhammadiyah Bahkan dimention pula ke Wakil Ketua MPR Mas Hadjriyanto, tentu
ini tidak pantas. Seorang penipu terhadap Tuhan, menipu Islam, kok memberi
usulan pemecatan pengurus Ormas Islam,” bebernya. Mustofa pun menasehati agar
Kartika Djoemadi istiqomah beribadah sesuai agamanya, sebab penampilan Kartika
dengan menggunakan jilbab itu dalam Islam pada dasarnya adalah bentuk ibadah,
sedangkan ia sendiri beragama Katolik. “Saya sarankan ke dia agar ‘istiqomah’,
beribadah ya sesuai agamanya. Bagi saya, jilbab itu tidak sama dengan pakaian
budaya. Jilbab itu bentuk ibadah, yang wajib bagi Muslimah,” imbuhnya. Terakhir
ia mengingatkan agar jangan sampai salah dalam memahami toleransi, sebab
sehebat apa pun toleransi seorang Muslim tak ada diantara mereka yang mau
menggunakan baju suster atau pendeta. “Saya kira sehebat-hebatnya toleransi,
tidak akan ada orang Muslim bersedia memakai baju suster atau baju pendeta,
apalagi menyanyikan lagu untuk kebaktian. Kalau toleransi seperti itu, silahkan
pihak gereja ngalah, untuk tidak membangun gereja, untuk menghormati jumlah
Muslim yang mayoritas,” tandasnya. [Ahmed Widad]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar