Breaking News

Minggu, 15 Juni 2014

(Capres Pembohong) Nurul Arifin: Kartu Sehat Adalah Kebohongan Besar Jokowi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Nurul Arifin, melontarkan kritik untuk calon presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penampilannya dalam debat capres yang berlangsung Minggu (15/6/2014) malam. Menurut Nurul, sepanjang debat, Jokowi hanya sibuk pencitraan dan mengusung program yang tak jelas.

Nurul menjelaskan, selain sibuk dengan pencitraan, Jokowi juga membohongi publik dengan mengusung program Kartu Indonesia Sehat. Pasalnya, program unggulan Jokowi itu telah dijamin dalam Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

"Kartu sehat itu kebohongan besar Jokowi karena sudah jadi dalam bentuk BPJS, kok tega-teganya membajak karya parlemen dan pemerintah?" kata Nurul pada Minggu malam.

Anggota Komisi II DPR itu menegaskan, negara saat ini telah menanggung biaya kesehatan rakyat miskin. Dengan begitu, ia menganggap program Kartu Indonesia Sehat yang dibanggakan Jokowi menjadi tak relevan.

Selain itu, kata dia, tak ada hal istimewa dari Kartu Indonesia Pintar yang diusung Jokowi. Alasannya, karena program pendidikan gratis 12 tahun merupakan hal biasa dan telah mulai dirintis oleh pemerintahan sebelumnya.

"Bungkusnya saja yang dibikin beda. Atau sekalian saja suruh bikin kartu kredit, bagikan buat belanja gratis ke rakyat," ujarnya.

Sebaliknya, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar itu menilai Prabowo Subianto tampil lebih baik, lebih tegas, dan lebih jujur. Bahkan saat ditanya mengenai program Rp 1 miliar untuk tiap desa, Prabowo mampu memberi jawaban yang jelas, dan tidak asal memberikan klaim.

"Penampilan Prabowo memperlihatkan kualitas capres yang tegas, jujur, dan tidak menggunakan kosmetik pencitraan. Ini waktunya bangsa menentukan siapa sesungguhnya yang layak jadi pemimpin," pungkasnya.

Setelah debat kedua ini, masih tersisa tiga debat, yang akan kembali mempertemukan Jokowi dan Prabowo, Jusuf Kalla dan Hatta Rajasa, serta debat terakhir antarpasangan. Debat ketiga akan digelar pada 22 Juni 2014 dengan topik "Politik Internal dan Ketahanan Nasional".

Berikutnya, debat cawapres pada 29 Juni 2014 dengan tema "Pembangunan Sumber Daya Manusia dan Iptek"; dan debat terakhir antarpasangan pada 5 Juli 2014 dengan topik "Pangan, Energi, dan Lingkungan".

MASIH INGET KAN BERITA YANG DI BAWAH INI!!!!

Pasien Kartu Jakarta Sehat Meninggal Setelah Ditolak Empat RS

REPUBLIKA.CO.ID, CILINCING--Pasien Kartu Jakarta Sehat (KJS), Ana Mudrika (14 tahun) meninggal setelah ditolak empat rumah sakit di Jakarta Utara. Kakaknya, Ayu Rahmawati (23) membenarkan kejadian itu.

Awalnya Selasa (5/3), warga Jl Inspeksi Kali Cakung Lama RT 02/010 Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara ini dibawa ke RS Firdaus Sukapura setelah mengeluh sakit perut. Ia diduga keracunan setelah jajan sembarangan di sekolahnya, di SMP Nusantara. Ibu korban, Royati (38) membawanya untuk rawat inap disana.

Ana menjalani rawat inap di RS Firdaus, selama dua hari. Ia hanya diinfus. Menurut Ayu, peralatan medis di rumah sakit ini tidak lengkap, sehingga Ana terpaksa dikeluarkan merujuk pada kondisinya yang semakin hari semakin menurun.

Sebelum keluar, keluarga korban diharuskan membayar Rp 2 juta untuk tebusan. Pihak keluarga akhirnya membayar uang tebusan itu.

Dari RS Firdaus, Ana dilarikan ke RS Islam Sukapura, Kamis (7/3). Namun, rumah sakit itu menolak karena kamar penuh. Keluarga Ana, lalu ke RS Mulyasari, ternyata ada kamar kosong, namun rumah sakit ini tidak menerima pasien KJS karena pihak rumah sakit tidak kerjasama dengan pemerintah.

Dari RS Mulyasari kemudian mereka ke RSUD Koja pada Jumat (6/3) pukul 01.00,  yang ternyata juga penuh penuh. Selanjutnya mereka keRS Pelabuhan ternyata mendapat jawaban yang sama, ditolak karena kamar penuh.

Setelah itu, keluarga korban hampir putus asa tidak mendapatkan kamar untuk Ana, namun, Jumat (8/3) pagi, tiba-tiba pihak RS Islam Sukapura memberi kabar bahwa Ana mendapatkan kamar, karena pesanan kamar sudah dibatalkan pasein lainnya.

"Kami sempat minta tolong ke Pak RT agar dibuatkan surat ke rumah sakit'', ujar Ayu (10/3).

Selama di ruang ICU, sambung Tuti, Ana kondisi semakin menuru, bahkan pertunya makin membesar. Pihak keluarga mendapat informasi Ana sudah mengidap penyakit paru-paru selama 6 bulan. Akhirnya, Sabtu (9/3) pukul 09.00 Ana menghembuskan nafas terakhir di ruang ICU RS Islam Sukapura.

Direktur RSUD Koja, Togi Asman Sinaga mengatakan pihaknya tidak pernah menerima laporan masuk pasien Ana Mudrika. Sehingga tidak bisa berkomentar lebih banyak. ''Coba pastikan dulu waktunya, laporan di rumah sakit kami tidak ada'', ujarnya.

Baik Kepala Sudin Kesehatan Jakarta Utara, Bambang Suheri dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dien Emawati, belum bisa dimintai keterangan atas kejadian ini.

Ayu menambahkan, jenazah adiknya, Ana Mudrika telah dimakamkan di TPU Bumi, Sukapura, Sabtu sore (9/3), sehabis Ashar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By